Pentingnya Mengenal HKSR Sejak Usia Dini. Ada kalimat bijak bahwa kesehatan itu hak semua makhluk hidup. Mulai dari tanaman, hewan juga manusia butuh untuk hidup sehat. Begitu penting kesehatan, hingga kita harus memperhatikannya.
Bicara tentang kesehatan, ternyata banyak lho yang perlu diedukasi pada masyarakat. Diantaranya kesehatan seksual dan reproduksi pada perempuan. Kalau bisa, edukasi ini dilakukan sejak dini agar lebih paham dan mengerti.
Apalagi pada OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) dan penyandang disabilitas. Mereka yang merasa “terpinggirkan” juga butuh lho informasi seputar kesehatan seksualitas dan reproduksi.
Jangan karena secara fisik kurang sempurna, mereka tidak berhak untuk mendapatkan informasi yang benar. Yuk simakĀ artikel ini ya…
Zoom Kesehatan Seksual dan Reproduksi OPYMK dan Disabilitas
Belum lama ini ada acara terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Lebih tepatnya menyasar untuk OPYMK dan penyandang cacat. Acara tersebut digelar KBR dan NLR Indonesia dengan menampilkan tiga nara sumber.
Nara sumber itu yakni Westiani Agustin, Nona Ruhel Yabloy dan Wilhelimina Ice. Melalui kanal YouTube KBR acara yang dipandu oleh Kak Rizal Wijaya berlangsung cukup seru. Saat membuka zoom ini Kak Rizal mengatakan bahwa pertumbuhan anak menjadi remaja dan dewasa ada masa pubertas yang cukup menantang.
Dimana ada kesenjangan yang terjadi pada OYPMK dan remaja disabilitas. Mereka dianggap tidak perlu mengetahui tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Padahal menurut UU no 8 tahun 2016, OYPMK dan remaja disabilitas berhak untuk hidup normal seperti menikah misalnya.
Pemateri pertama yakni Nona yang menginfokan, kalau kesehatan seksual dan reproduksi sangat penting bagi OYPMK dan remaja disabilitas. Mengapa? Karena hal itu erat sekali dengan aspek sosial, kesehatan dan keseluruhan. OYPMK dan remaja disabilitas yang rentan menjadi korban pelecehan seksual harus mendapat edukasi yang benar.
Misalnya saat mereka haid atau mimpi basah, kata Nona, mereka harus dibekali wawasan. Harus bagaimana ketika OYPMK dan remaja disabilitas haid, info pemakaian pembalut dengan benar juga tentang kesehatan diri. “Karena bicara kesehatan seksual dan reproduksi adalah bicara tentang diri kita,” kata Nona.
Nona memandang perlu menyampaikan informasi yang tepat pada OYPMK dan remaja disabilitas. Dibutuhkan peran orang tua, guru dan remaja untuk lebih memperhatikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Jangan memiliki paradigma, mereka akan tahu dengan sendiri. Karena informasi tentang itu banyak tapi tidak semua tepat.
Program HKSR Biyung Indonesia
Sebagai founder dari Biyung Indonesia, Westiani Agustin ingin mengangkat kasta Biyung (berarti ibu dalam bahasa Jawa). Aktivitas Biyung Indonesia dimulai di Jogjakarta tahun 2018. Biyung Indonesia bergerak di bidang usaha sosial dan mengangkat isu tentang kesejahteraan perempuan dan pelestarian lingkungan (bumi).
Dikatakan, adanya stigma negatif tentang perempuan yang menjadi kontributor sampah dunia ditepis oleh Westiani. Karena itu pihaknya mempunyai program terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi, yakni seperti pembuatan pembalut kain agar tidak menjadi kontributor sampah dunia.
Sehingga Westiani bersama tim-nya meluncurkan program menstruasi sehat. Dimana pihaknya menggalang dana untuk pembuatan pembalut kain yang sehat. Ini untuk mereka yang masuk kategori rentan mengakses informasi dan media sosial.
Karena itu dipandang Westiani, penting untuk mengedukasi perempuan tentang menstruasi sehat. Diharapkan dengan program ini, perempuan lebih paham akan penggunaan pembalut kain yang bisa dipakai ulang. Sehingga tidak menjadi stigma bahwa kebutuhan perempuan akan pembalut menjadi penyumbang sampah dunia.
Pentingnya Mengenal HKSR Sejak Usia Dini
Mewakili remaja disabilitas, Wihelimina Ice berbagi cerita. Dia mengakui di usia 13 tahun sudah mengalami menstruasi. Namun remaja ini merasa bersyukur karena lebih dini mendapat informasi tentang HKSR. Misalnya tentang kebersihan diri saat mentruasi dan harus bagaimana saatenstruasi.
Tentang anak usia berapa untuk mendapatkan informasi seputar HKSR? Menurut Nona dari NLR Indonesia mengungkap, bahwa setiap individu satu sama lain memiliki pemahaman yang berbeda. Bisa juga anak usia 4 tahun asal sudah paham penjelasan sesuatu, bisa diinformasikan sedikit tentang diri mereka.
Misalnya siapa yang bisa menyentuh tubuh mereka dan hal-hal lain yang tabu. Sebagai orang tua harus menyampaikan terkait diri anaknya tentunya secara step by step.
Kesimpulannya HKSR itu penting dan harus diedukasi sejak usia dini. Itu agar anak-anak atau usia remaja bisa lebih memahami dan mengerti tentang dirinya. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kalian setuju kan pentingnya Mengenal HKSR Sejak Usia dini?